Teman
saya berkata, “Masak sih, hanya gara-gara pilpres sampai unfriend facebook?”
Spontan
saya nyeletuk, “Lho mengapa tidak?” Teman saya agak kaget, lalu saya teruskan,
“Wall di Facebook bagi saya ibarat televisi. Saya berhak menentukan siaran apa
saja yang saya tonton. Jika ada sebuah acara yang tidak saya sukai, bikin saya
eneg, mengapa saya harus memaksa diri untuk menonton? Ini secara umum, tidak
hanya berkaitan dengan pilpres saja!”
Teman
saya manggut-manggut saja.
Saya
kembali meneruskan, “Ini bukan berarti hubungan silahturahmi menjadi putus. Hanya
membatasi apa yang membuat saya tidak nyaman ya tidak usah saya paksakan untuk
menjadi nyaman. Dalam dunia nyata juga seperti itu, misalnya ada teman atau
tetangga yang tiap hari ngajak nongkrong di Pos Ronda. Apakah kita harus
mengikuti terus. Tentunya tidak. Akan tetapi, suatu saat ya..kita nongkrong
bareng lah….ada kesusahan kita juga tetap bantu-bantu kok”
Kita
harus punya filter yang sesuai dengan diri kita sendiri. Kita bisa saja
berteman dengan orang yang suka makan pedas, padahal saya paling anti makanan
pedas. Kalau dia maksa-maksa kita makan pedas, ya…tunggu dulu lah….tapi kalau
dia mengajak kita jalan-jalan dan ngobrol-ngobrol saja….ya…why not?
0 komentar:
Post a Comment