Slider

11 December 2020

Vivarium (2019)

Adalah Tom, seorang tukang kebun yang sedang menjalin hubungan serius dengan Gemma, seorang guru TK. Suatu saat, Tom menjemput Gemma sepulang dari bekerja lalu mencari sebuah developer untuk mencari rumah yang kira-kira cocok bagi mereka setelah berkeluarga. Berdua, dengan mengendari mobil Tom menuju sebuah perusahaan yang bergerak di bidang properti.

Vivarium (2019)

Di tempat itu, mereka ditemui oleh seorang salesman bernama Martin yang mempunyai sikap yang agak aneh. Mengatakan bahwa mereka mempunyai sebuah kompleks yang cocok bagi mereka dengan harga yang pas. Tidak terlalu jauh dari kota, tetapi juga tidak terlalu dekat. Jadi memang benar-benar pas. Kompleks tersebut bernama Yonder.

Setelah agak ragu-ragu, akhirnya Tom dan Gemma bersedia diantar oleh Martin ke area perumahan dengan menggunakan mobil sendiri-sendiri, Martin di depan, mobil Tom dan Gemma mengikuti dari belakang. Posisi stir mobil mereka ada di kanan, bukan di kiri seperti di negara Amerika. Setelah masuk ke kompleks Yonder, mereka diarahkan ke sebuah rumah yang masih kosong bernomor 9.

Martin mengantar mereka berdua masuk ke rumah nomor 9. Rumah sudah lengkap dengan perabotnya, bahkan ada welcome drink dan juga ada kaos di ruang tidurnya. Martin mengajak berkeliling rumah. Tom dan Gemma menelusuri rumah tersebut, dan tiba-tiba sadar bahwa Martin tidak ada bersama mereka. Mereka mencari sampai keluar rumah dan ternyata mobil Martin juga sudah tidak ada, hanya mereka berdua. Tom dan Gemma segera mengejar Martin karena curiga. Tetapi mereka ternyata tidak bisa keluar kompleks. Mereka selalu kembali ke posisi semula, yaitu rumah nomor 9 tersebut.

Mereka hanya berputar-putar saja dan selalu kembali ke rumah nomor 9. Persis seperti labirin. Tidak ada penghuni lain. Tom minta berganti menjadi sopir agar bisa keluar dari kompleks Yonder tersebut, tetapi ternyata sama saja, mereka hanya berputar-putar, selalu kembali ke rumah nomor 9 dan akhirnya bahan bakar mereka pun habis tepat di depan rumah nomor 9.

Mereka berdua terpaksa menginap di rumah nomor 9 tersebut karena rupanya tidak ada sinyal hp di situ. Mereka tidak bisa menyalakan GPS, atau pun menghubungi orang lain untuk minta bantuan. Tapi untunglah di rumah itu sudah ada persediaan makanan dan juga kebutuhan sehari-hari. Mereka makan dan minum lalu istirahat di rumah itu. 

Keesokan harinya, mereka memutuskan untuk berjalan kaki menuju ke arah yang sama, yaitu ke barat, berlawanan dengan arah matahari terbit. Mereka berjalan kaki melompati pagar atau tanaman agar tetap bisa ke arah yang lurus. Seharian mereka berjalan dan terus menjumpai rumah di kompleks Yonder tersebut. Akhirnya pada sore hari, mereka pun sampai di rumah yang mereka tempati, yaitu rumah nomor 9.

Tom dan Gemma mulai agak putus asa dan mulai panik. Mereka menginap lagi di rumah tersebut dan untungnya masih ada persediaan makanan dan minuman yang cukup, juga peralatan sehari-hari, pasta gigi dan lain-lain. Esok harinya, mereka terkejut karena di depan rumah ada bungkusan kardus yang cukup besar. Setelah mereka lihat, ternyata berisi kebutuhan hidup sehari-hari. Cukup untuk mereka berdua tinggal di situ. Tom dan Gemma masih berusaha keluar dari situ, bahkan membakar rumah tempat mereka menginap yaitu nomor 9. Tetapi anehnya, rumah tersebut kembali menjadi utuh seperti sedia kala. Tidak ada yang rusak sama sekali.

Esoknya, mereka melihat di depan rumah ada sebuah kotak kardus dan ternyata ada bayi di situ. Mereka kaget dan ada tulisan untuk disuruh merawat bayi tersebut, dan setelah bayi tersebut dewasa, mereka baru boleh bebas.

Mereka berdua pun masuk rumah dan menginap lagi di situ sambil merawat bayi tersebut. Tetapi anehnya, bayi tersebut tumbuh sangat cepat. Jauh lebih cepat dari pada manusia biasa. Hanya dalam beberapa hari, anak itu telah tumbuh layaknya bocah 5 tahun. Anak itu sangat rewel, jika ingin makan atau minum, dia akan berteriak sangat keras sekali. Tiap bagi, anak itu juga berteriak keras sekali di depan kamar tidur Tom dan Gemma.

Tom tidak sabar dan ingin membunuh anak itu, tetapi Gemma menolak. Tom memasukkan anak itu ke mobil mereka lalu menguncinya. Anak itu berteriak-teriak karena tidak bisa bernafas. Tapi Gemma membebaskannya dan membawa masuk ke dalam rumah untuk terus merawatnya. Anak itu tumbuh dengan sangat cepat dan berperilaku sangat aneh. Melihat siaran TV yang hanya berisi gambar dan garis dan membaca sebuah buku yang penuh dengan tanda atau tulisan misterius. Anak itu bisa menirukan Gemma atau pun Tom. Maka Gemma memancing anak itu untuk menirukan siapa saja yang ditemui jika anak itu pergi. Dan anak itu menirukan gerakan yang aneh, mirip gerakan alien.

Tom gerah, dan suatu saat menemukan sesuatu yang aneh di halaman depan. Tom memutuskan untuk menggali anah tersebut dengan peralatan tukang kebun yang ada di mobilnya. Gemma tidak mencegah dan membiarkan Tom menggali terus menerus, dari hari ke hari. Lubang galiannya dari hari ke hari semakin dalam.

Anak itu semakin dewasan dan setiap siang pergi ke suatu tempat. Tetapi Gemma tidak bisa mengikutinya, karena anak itu menghilang dan dia selalu terperangkap dalam labirin dan kembali lagi ke rumah nomor 9.

Suatu saat Tom menemukan sesuatu. Tom sering tidak tidur di dalam rumah tetapi tinggal di lubang yang dia gali. Setelah dia teliti, ternyata yang dia temukan adalah mayat seseorang dalam suatu kantung plastik. Tom kaget dan naik ke atas dalam kondisi badan yang lemah. Dia dibantu oleh Gemma tetapi mereka berdua tetap tidak tahu apa yang terjadi. Akhirnya Tom sakit dan semakin memburuk. Anak itu, yang sudah dewasa datang dengan membawa kantung plastik dan mengatakan bahwa ini adalah saat bagi Tom. Lalu anak itu memasukkan Tom ke dalam plastik, lalu seperti di vakum. Dia menyeret plastik yang berisi Tom tersebut, dan dengan muka datar memasukkan ke dalam lubang yang digali Tom.

Gemma takut, lalu mengambil kapak dan berniat melukai anak tersebut. Anak tersebut agak terluka lalu berlari, menyibakkan trotoar di jalan, seperti karpet, lalu masuk ke dalamnya. Gemma mengejar dan ikut masuk ke dalam karpet tersebut.

Gemma kaget di dalam karpet tersebut karena ada ruangan yang besar. Lalu seperti merasa berada di dalam dunia paralel. Di situ dia melihat ibunya, dan juga banyak orang yang seperti kesakitan atau menyesal telah berada di sana. Setelah beberapa saat, akhirnya Gemma sampai kembali di dalam rumah nomor 9. Gemma tidak berdaya, lalu anak tersebut datang, membawa kantung plastik, memasukkan Gemma ke dalamnya lalu melemparkan ke dalam lubang yang digali Tom. Tentu saja, dengan wajah yang datar sekali.

Setelah itu, anak itu mengendarai mobil Tom yang sebenarnya sudah kehabisan bahan bakar. Dia menuju tempat real estate di mana Martin berada. Tampak Martin lebih tua sedang menunggu. Martin memberikan tanda namanya. Anak itu lalu mengambil kantung plastik lagi, memasukkan Martin ke dalamnya, mem-vakumnya lalu memasukkan ke dalam sebuah rak. Tentu saja dengan wajah tanpa ekspresi.

Setelah itu, anak itu memasang nama di dadanya, lalu duduk menunggu tamu yang akan membeli properti datang. Persis seperti apa yang dilakukan Martin ketika menerima kedatang Tom dan Gemma.


0 komentar:

Post a Comment

Klik kategori film yang Anda cari