Ocean's 8

Komedi/Kriminal.

If I Stay

Roman/Drama

MacGyver S6 Ep. 1

Tough Boys

The Losers

Actions

Slider

17 May 2020

Catatan Harian Physical Distancing H62 (16 Mei 2020)

Ini hari Sabtu, kami semua sekeluarga libur, jadi jalan-jalan pagi bisa agak lebih lama. Eh tapi ternyata sama saja. Hanya melingkar seperti hari-hari kemarin dan tidak ada peningkatan jarak atau lama waktu jalan. Ya sudahlah...dari pada tidak sama sekali.

Karena Sabtu, maka kami sekeluarga biasa jalan-jalan keluar. Ini penting untuk menjaga kewarasan he hehe.... meskipun demikian, kami selalu menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah wabah pandemi. Ya kami selalu mencari tempat yang sepi dan tidak ada orang lain atau menjaga jarak dengan orang lain (selain keluarga kami) dan selalu menggunakan masker, dan juga membawa hand sanitizer yang cukup. Berikut di bawah dibuatkan video oleh anak saya:



Dan ini yang dibuat oleh anak saya yang bungsu:



Tul kan, tidak ada orang lain di situ dan juga kami tetap mengikuti protokol kesehatan selama pandemi Covid ini.

Tidak lama kami berada di situ lalu pulang sebelum jam 11:00 WIB sehingga istri saya masih bisa ketemuan dengan Bang Say-nya.. (Baca: Bang Sayur)

Sore harinya kami sedikit bergaya dengan berkebun :)

Malam harinya tidak ada yang berbeda dengan hari-hari biasanya, Rosario jam 20:00 WIB lalu tidur. Sempat meneruskan nonton Film Kingkong tetapi toh belum selesai juga. Berlanjut besok.

Salam.


Suka Duka Physical Distancing

Physical Distancing (sebelumnya sering disebut Social Distancing) kurang lebih berarti menjaga jarak secara fisik dengan orang lain, agar tidak memperparah penyebaran virus, dalam hal ini adalah corona yang sedang naik daun. Yang dijaga adalah fisik kita, sehingga dirasakan istilah 'social' kurang tepat sehingga diganti menjadi physical distancing. Sekali lagi yang dijaga jaraknya hanyalah fisiknya ya, 'hati' jangan :)

Konsekuensi Physical Distansing (PD) memang menjadi sangat ribet dalam kehidupan sehari-hari. Kalau dalam satu keluarga sih tidak perlu PD, setidaknya keluarga saya, tetapi untuk orang lain yang beda rumah, meskipun masih saudara, tetap harus menerapkan PD. Mungkin saya sedikit paranoid menghadapi wabah ini, tetapi sepertinya saya bukanlah orang satu-satunya yang sangat waspada dalam menyikapi wabah ini.

Pada awalnya, saya membeli sarung tangan plastik, yang biasa dipergunakan untuk memasak, atau bercocok tanam. Sarung tangan ini sering saya pakai ketika saya pergi atau harus bertemu orang lain, atau ketika masuk ke toko membeli suatu barang. Setelah kontak selesai, kedua sarung tangan saya (kanan dan kiri) langsung saya buang, jadi satu kali pakai saja. Untunglah harganya murah, dan juga saya tidak setiap hari melakukan kontak dengan orang lain. Satu pak yang isinya 100 pcs ternyata cukup untuk sekitar 2 bulan.

Adanya PD juga membuat saya sekeluarga lebih mengandalkan pembelian barang secara Online. Awalnya makanan juga online, tetapi hanya sekitar 1 minggu saja, sudah tidak melakukan lagi. Makanan selalu memasak sendiri, tidak pernah beli. Maksudnya istri saya yang masak :)

Untuk membeli barang, biasanya tidak ketemu langsung dengan pengantar atau kurirnya. Saya berikan tulisan di depan rumah, agar kurir meletakkan barang di suatu tempat, dan kalau perlu di potret saja. Jika berkeras bertemu, saya hanya berteriak saja dari dalam, dan akhirnya si kurir juga mengerti. 

Akibat PD ini, saya juga tidak pernah mudik keluar kota ke tempat Ibu saya sendiri atau ke tempat Mertua. Pada waktu normal, minimal 1 bulan sekali saya pergi ke rumah orang tua. Itu minimal. Tapi ini sudah hampir dua bulan lebih saya tidak mengunjungi orang tua, tetapi masih aktif VC :)

Itulah goresan kondisi Physical Distancing yang sudah saya lakukan lebih dari dua bulan ini.



15 May 2020

Balada Aku dan Mie Instant

Mie Instant, dengan berbagai mereknya, telah menjadi konsumsi yang sangat umum di kalangan masyarakat Indonesia, bahkan dunia. Hampir semua golongan masyarakat, dari bawah, menengah bahkan kalangan atas menjadikan mie instant sebagai asupan sehari-hari mereka. Mungkin hanya harga dan jenis yang membedakannya.

Saya sendiri, juga merupakan salah satu manusia yang telah mengkonsumsi mie instant selama berpuluh tahun dan tidak mengingkari, bahwa mie instant adalah salah satu makanan yang menyertaiku sekian lama selama saya hidup di dunia ini. Akan tetapi, hubungan saya dengan mie instant tidaklah selalu harmonis seperti yang dibayangkan. Ada suka ada duka, bahkan pernah putus ..eh....

Untuk itu akan saya coba rincikan perjalanan karir saya dengan mie instant, atau mungkin seperti judul postingan ini, balada aku dan mie instant. Awalnya saya bingung menggunakan 'dan' atau 'dengan'. Tetapi setelah mengingat lagu legendaris dari John Lennon, Ballad John and Yokko, maka saya akhirnya menggunakan kata 'dan'. 

Periode Sebelum Masehi
Pada masa sebelum masehi, tentunya sampai dengan tahun 0 Masehi, belum lah ada mie instant. Pabrike rung dibangun, kata Alamarhum Basuki. Jadi tidak ada yang perlu ditulis di sini.

Periode Tahun 1 sd 1957 Masehi
Meskipun ini sudah lebih modern, akan tetapi toh hampir 2000 tahun berlalu tanpa ditemukannya mie instant. Yah..jadi memang balada itu belum bisa dikisahkan di periode ini. Kita tunggu next period

Periode 1958 sd 1974
Pada periode ini, mie instant sudah tercipta. Menurut Wikipedia, mie instant diciptakan oleh Momofuku Ando pada tahun 1958 yang juga merupakan pendiri Nissin. Mungkin ada sumber lain yang memberikan informasi yang berbeda, tapi sudahlah, kita tidak usah memperdebatkannya di sini. Kita lupakan saja masa lalu itu ya....
Nah, eniwei, mengapa saya mengambil tahun 1974? Itu karena saya lahir pada tahun itu. So..jadi bisa ditebak lah, meskipun mie instant sudah ada, pabrike wes dibangun, tapi sayalah yang belum dilahirkan. Jadi apa mau dikata....balada itu tetap belum bisa dikisahkan pada periode ini.  ra sido nggelar kloso


Periode 1974 sd 1980
Nah....ini sudah ada keduanya, baik Mie instant maupun saya. Tapi toh pada tahun 1980 pun, saya masih terlalu kecil untuk mengingat berbagai kejadian yang ada. Bahkan saya tidak tahu apakah pada periode ini saya sudah ada kisah atau belum dengan mie instant. Maklum masih balita.


Periode 1981 sd 1990
Pada periode ini tentunya sudah ada kisah saya dan Mie Instant. Untuk selanjutnya, Mie Instant akan saya tulis menjadi Mien, atau Si Mien. Biar lebih singkat.

Pada periode itu, baru ada beberapa saja jenis Mien yang ada di pasaran. Tetapi iklan sudah ada dan saya pun sudah pernah mengecap kenikmatan Mien. Meskipun saya masih relatif muda, tapi saya sudah bisa menikmati Mien, meskipun biasanya saya lakukan bersama-sama, tidak saya sendirian. Mungkin karena saya masih relatif kecil, sehingga belum mampu menikmati Mien sendirian.

Eh...gimana kalau istilah Mien, saya ganti lagi menjadi Mie Instant ya...mungkin kelihatan lebih elegan gitu. Untuk menikmati Mien, eh Mie Instant, biasanya dicampur dengan telur yang dikopyok (ben ngirit) dan dimakan bersama-sama sekeluarga. Fungsinya lebih sebagai sayur. Jadi sayur yang berisi karbo dimakan dengan nasi yang of course adalah karbo juga. Sip.....itulah kenangan awal dengan Mie Instant. Karbo dan karbo.
Karbo dan Karbo

Periode 1991 sd 2000
Pada periode ini, saya sudah mempunyai decision maker untuk membeli mie instant, baik dari uang saku atau pun dari hasil kerja sendiri (akhir 1990 an). Ada perubahan pola perilaku saya dalam mengkonsumsi mie instant, yaitu tidak lagi melulu pada karbo dan karbo. Ini karena saya jarang sekali mengkonsumsinya bersama dengan nasi sebagai sayur. Jika makan mie instant, saya tidak makan nasi, demikian sebaliknya. Mie instant biasanya saya konsumsi pada pagi hari sebagai sarapan atau malam hari sebelum tidur sebagai supper. Atau juga ketika lagi melakukan kemping, atau naik gunung. Telurnya pun biasanya tidak saya pecah, tetapi saya pertahankan seutuh mungkin, meskipun ternyata masih ada juga cela di sana sini. 


Periode 2001 sd 2015
Pada periode ini banyak hal yang bisa dituliskan. Selama 15 tahun, meskipun saya masih terus mengkonsumsi mie instant,tetapi ada kegalauan yang sangat mendalam. Berbagai stake holder memberikan tekanan negatif yang cukup kuat terhadap konsumsi mie instant. Seiring usia bertambah, desakan ini semakin kuat dan sering membuat saya pusing bahkan depresi (duh...yang ini pasti boong deh). Mulai ada banyak artikel yang beredar di media sosial tentang efek buruk mie instant. Hal ini mungkin juga terkait dengan semakin maraknya atau bahkan booming nya media sosial pada periode ini.

Ini membuat saya mempunyai kreativitas dalam membuat mie instant, yaitu dengan membuat bumbu tambahan sendiri. Bumbu bawaan sering kali tidak saya pergunakan semuanya. Saya menambahkan bawang putih sendiri, juga bawang merah, cabe, tomat, dan juga sayur-sayur yang lain. Hampir tidak pernah saya membuat mie instant dengan bumbu bawaan semuanya, kecuali saya membeli mie instant jadi di warung. Dalam periode ini sering sekali saya membaca artikel tentang buruknya mengkonsumsi mie instant. Hal ini pula lah yang mendorong saya sehingga akhirnya saya juga berhenti (maksudnya berhenti membaca).

Akan tetapi, karena anak saya juga mulai beranjak dewasa, dan untuk menghindari konsumsi mie instant yang berlebih pada anak-anak saya, maka akhirnya saya pun memutuskan untuk berhenti mengkonsumsi mie instant. Suatu keputusan yang mungkin bukan buat saya sendiri, tetapi buat anak-anak saya. (gak usah menangis karena terharu, tetapi kalau mau menyumbang, saya persilahkan)


Periode 2015 sd 2019
Ini adalah periode putus. Break. Saya menyatakan putus dengan mie instant dan tidak mengkonsumsinya lagi selama periode itu. Sebenarnya memang masih mengkonsumsi, tetapi hanya sekitar 2 atau 3 mangkok per tahun saja. Biasanya karena keadaan darurat di mana 911 pun sudah tidak mampu mengatasi permasalah darurat itu. Ini benar, saya tidak bohong, bahkan mungkin sama sekali tidak mengkonsumsi dalam 12 bulan.


Periode 2020 sd sekarang
People change. Ya semuanya berubah. Akibat wabah pandemi, maka kami sekeluarga memutuskan untuk selalu makan dari rumah dan sama sekali tidak membeli makanan dari luar, apa pun itu. Ini keputusan yang baik untuk menghindari wabah corona. Akan tetapi, ketika malam hari kondisi darurat, maka tidak ada cara lain kecuali untuk mengkonsumsi mie instant lagi. Jadi saya mulai come back lagi dengan si mie instant. CLBK. Tapi ini untuk menghindari bahaya yang lebih besar dan kesepakatannya adalah bahwa jika wabah sudah berlalu, saya pun tidak akan mengkonsumsi mie instant lagi. Jadi buat mie instant, jangan berharap terlalu banyak ya.


Demikian kisahku dengan Mie Instant.

Catatan Harian Physical Distancing H60 (14 Mei 2020)

Hari ke-60 atau boleh dikatakan 2 bulan. Meskipun sebenarnya tergantung dari bulan apa. Kalau Bulan Juli dan Agustus maka itu ada 62 hari... ah gak penting amat ya..

Tidak ada yang terlalu berbeda antara hari ini dengan hari yang lain. Hanya perlu dicatat bahwa siaran TVRI bisa berjalan dengan baik. Lumayan lah dari pada tidak ada pengajaran kepada anak-anak. Sehari sekitar 30 menit termasuk intro dan lain-lain. Bandingkan dengan sekolah biasa dulu dari jam 7:00 sampai dengan jam 13:00 :)

Juga ada tugas dari Bapak dan Ibu guru sekolah. Ini patut dicatat, karena tidak setiap hari beliau-beliau memberikan tugas kepada anak-anak mereka secara online. 

Satu hal yang membuat hari ini berbeda adalah secara tidak sengaja saya melihat petugas kurir yang mengantar barang pesanan dari salah satu Market Place terkenal di Indonesia yaitu S. Ini sengaja saya samarkan agar pembaca tidak tahu bahwa yang saya maksud adalah Shopee. Seiring dengan menurunnya berbagai kegiatan ekonomi, ternyata untuk jasa pembelian secara online meningkatn cukup drastis. Beberapa kali saya melihat (ketika belum ada wabah) mereka mengirim barang ke rumah, tetapi loadingnya yang ini memang terbilang luar biasa.
Kurir Market Place yang Kebanjiran Order

yah..Memang dibalik krisis pasti ada peluang. Patut disyukuri

Siang sampai sore tidak ada hal yang berbeda dari biasanya. Meskipun sebenarnya ini tanggal 14 Mei 2020 ada undangan doa, bahkan puasa untuk memerangi Wabah, tapi kami sekeluarga tidak ikut serta. Tapi untuk doa rosario jam 20:00 WIB tetap berjalan. 

Setelah selesai rosario, anak-anak secara suka rela masuk kamar dan tidur. Padahal biasanya masih main-main dulu. Jadi saya pun juga bisa tidur lebih gasik. Sebelumnya melihat film lawas King Kong (bukan yang baru) tapi tidak selesai. Mungkin dilanjutkan besok harinya.

Salam.


13 May 2020

Jalan-jalan Pagi Selama Wabah

Saya adalah tipe orang yang sangat jarang berolah raga. Apakah ini hal yang baik? Tentu saja tidak. Jauh lebih baik jika kita berolah raga. Tapi entah mengapa, rasanya malas sekali untuk berolah raga atau setidaknya menggerakkan badan untuk aktivitas yang mengarah ke olah raga.

Tapi untunglah, saya punya aktivitas Ternak-Teri (Anter Anak Anter Istri) yang cukup padat, sehingga setidaknya badan saya relatif bergerak. Untuk lebih jelasnya mungkin biar saya uraikan sedikit. Ketika menjemput Anak dari sekolah, setidaknya saya harus Mengantar dan juga menjemput. Jadi ada dua kali. Lalu karena Anak saya ada 2, dan jadwal sekolah berbeda, meskipun sekolahnya saja, maka ada tiga kali aktivitas saya :)

Lalu yang paling penting adalah, bahwa anak saya suka iseng. Jadi ketika melihat saya data menjemput, maka anak saya bukannya berlari ke arah saya, tetapi seringnya malah ngumpet!!! Jadi yah,, kadang saya harus mencari naik turun gedung sekolah, atau berjalan melintasi lapangan tengah yang ukurannya sekitar setengah lapangan bola. Lumayan...

Tapi aktivitas menjemput sekolah otomatis berakhir ketika adanya wabah. Aktivitas jalan saya pun menjadi berhenti dan setelah sekitar satu setengah bulan, rasanya agak pegel2 juga. Jadi akhirnya ada ide untuk jalan jalan di pagi hari. Subuh-subuh lah....Edyan, ini aktivitas yang tidak pernah saya lakukan semenjak berkeluarga. Tapi heran, ini mungkin Berkah Wabah Corona, aktivitas jalan pagi sekarang bisa saya lakukan bersama keluarga saya secara rutin dari Senin sd Jumat. Welllleh.....

Ini lumayan menggerakkan badan saya. Saya coba cek pakai aplikasi yang ada di hape saya dan meskipun masih kurang, tetapi lumayan dari pada tidak ada sama sekali.

Mudah-mudahan aktivitas ini bisa berjalan terus, tidak hanya selama wabah, dan juga bisa semakin aktif atau semakin jauh jalan kakinya.

Good....


12 May 2020

Suka Cita Physical Distancing

Ini sudah hampir dua bulan, saya melakukan Physical Distancing (d/h social distancing), atau menjaga jarak secara fisik dengan orang lain demi mencegah peningkatan wabah virus corona. Pertama kali melakukan physical distancing adalah tanggal 16 Maret 2020 yang lalu, tepatnya Hari Senin. Hari itu juga hari yang sama dengan pengumuman Gubernur Jawa Tengah Mas Ganjar yang berisi penghentian semua kegiatan belajar mengajar di seluruh Jawa Tengah dengan beberapa pengecualian yaitu bagi anak Kelas XII yang saat ini sedang menjalankan ujian kelulusan mereka.

Ini juga hari Senin, tanggal 11 Mei 2020 berarti kurang 5 hari lagi genap dua bulan penuh saya sekeluarga berada di rumah. Bukan lock down, hanya PSBB yang kurang lebih artinya juga relatif sama :)

Eh beda kok, PSBB lebih longgar aturannya dan bahkan saat ini di Semarang belum diberlakukan, tetapi saat ini ditulis, diberlakukan PKM yaitu Pembatasan Kegiatan Masyarakat. Istilah ini juga relatif baru, tetapi intinya adalah PSBB yang lebih longgar. Jadi jika PSBB adalah lock down yang lebih longgar, maka PKM adalah lock down yang lebih longgar kuadrat!!!
Begitula kira-kira.

Ada banyak hikmah dari adanya Wabah COVID-19 ini. Salah satunya, meskipun bukan yang terpenting, adalah saya jadi mulai nulis blog lagi....wkwkwkwkwk....

OK, mulai hari ini sepertinya akan ada postingan terus di blog yang jauh dari sederhana ini. Semuanya berkat adalah Covid-19...so...

Keep stay at home

03 December 2019

Selalu Ada Waktu untuk Rosari

Di pengkolan (suatu sudut jalan) di dekat rumah saya, terdapat sekitar belasan ojek offline dan online yang nongkrong. Satu yang menarik perhatian saya, adalah seorang tukang ojek yang masih relatif muda, tetapi sangat rajin sekali berdoa rosario. Itu sering saya dengar dari percakapan mereka (sering bercanda dengan suara keras) misalnya, ketika anak itu mau pulang temannya ada yang teriak "Rosari?"... lalu anak itu menjawab sambil teriak, "Jelas dunk". Atau kadang2 anak itu pergi sambil teriak, "Rosari dulu ah.." dan teman-temannya menjawab "Sip" atau seruan lain yang mendukung.

Karena penasaran, maka saya sengaja mencari waktu dan pura-pura order offline ke anak itu. Setelah basa-basi sejenak, sambil bonceng motornya, saya memulai percakapan.

S (Saya) : Mas Katholik ya?
O (Tukang Ojek) : Iya mas, kok tahu
S : Iya sering dengar mas kalau lagi ngobrol sama teman-temannya.

Lalu saya mulai sedikit serius
S : Saya kagum sama mas, masih muda tapi selalu ada waktu untuk Rosari.
O : Ah biasa aja mas, maklum anak muda...(sambil tersipu)

Dalam hati saya lebih kagum lagi akan kerendahan hati tukang ojek ini.
S : Saya juga ingin seperti mas.
O : Lho Mas nya belum beristri?
S : He he belum...(gantian saya yang tersipu)
O : Tapi sudah punya calon kan?
S : Ah belum juga Mas (kali ini saya agak tersudut)
O : Oh...nanti kalau Mas sudah punya pasangan pasti juga bisa seperti saya.

Saya berpikir mendalam, apa iya ya kalau sudah punya pasangan jadi rajin berdoa Rosario.
Akhirnya saya memberanikan diri untuk ikut bergabung kalau tukang ojek tersebut sedang meluangkan waktu untuk Rosari. Dia mau dan suatu saat saya dijemput untuk bergabung.

Saya membonceng, dan motornya diarahkan ke arah Gereja di dekat rumah saya.
S : Lho di Gereja Mas?
O : Gak lah mas, cuma gangnya sama

Lalu motor melewati Gereja, dan berhenti di sebuah rumah yang sederhana. Dia masuk mengetuk sebuah kamar dan keluarlah seorang gadis manis dari dalam kamar.
O : Ini mas kenalkan, Maria Rosari Juminem. Teman saya dari kampung. Doakan kami mau nikah tahun depan.
S : *&*%$&*%*$&%*$&%*$

16 April 2019

Sindrom Stockholm, Apakah itu?

Pernah mendengar istilah Sindrom Stockholm? Jika belum, berikut adalah kutipan dari wikipedia: (Silhakan Anda juga browse)


Sindrom Stockholm adalah respon psikologis dimana dalam kasus-kasus tertentu para sandera penculikan menunjukkan tanda-tanda kesetiaan kepada penyanderanya tanpa memperdulikan bahaya atau risiko yang telah dialami oleh sandera itu. Sindrom ini dinamai berdasarkan kejadian perampokan Sveriges 


Hm...agak aneh juga ya, disandera, tapi malah setia atau bahkan jatuh cinta. Wikipedia mencatat bahwa ada korban sandera yang jatuh cinta kepada penyandera lalu membatalkan pertunangannya.....so cuit....

Sebenarnya ada juga Sindrom Lima yang merupakan kebalikannya yaitu bahwa Penyandera lah yang jatuh cinta....ehem..ehem...

Tapi fokus dan sindrom Stockholm...dan ,,,,,sepertinya kok ada yang mirip....diculik, lalu menjadi calegnya pengikutnya...Mbuh lah.......

Memilih Partai Kecil - Suara Kita Menjadi Hilang? Sia-sia?

Satu hari lagi kita semua akan mengadakan pesta demokrasi yaitu Pemilu 2019. Dalam pemilu ini kita akan memilih, Presiden, Anggota DPD RI, Anggota DPR RI, DPRD I dan juga DPRD II. Jadi ada 5 kertas suara yang harus kita coblos (kecuali mungkin DKI hanya 4 saja).

Eh..bukan itu yang ingin saya sampaikan. Tapi begini, peraturan pemilu ini adalah bahwa Electoral Tresshold adalah sebesar 4%, artinya kurang lebih adalah bahwa jika ada suara total nasional partai yang di bawah 4%, maka partai tersebut tidak lolos ke senayan, jadi seluruh perolehan suaranya menjadi hangus, dan jatah kursi akan diberikan kepada partai yang mendapatkan suara total nasional di atas 4% dibagi secara proporsional. Makna praktisnya adalah bahwa jika, ini hanya jika, saya memilih suatu partai dan total suara di bahah 4% maka suara saya menjadi tidak terpakai karena caleg yang saya pilih juga akan gugur, meskipun di dapil saya caleg tersebut mendapatkan jatah kursi.

Nah, ini yang kadang disebut sebagai sia-sia, suara yang hilang, coro jowone, man-eman. 

Tapi logikanya juga bisa seperti ini, dari sekian caleg yang ada, ternyata pilihan saya jatuh kepada caleg yang kebetulan menggunakan kendaraan partai kecil atau bahkan partai baru.....Apakah saya harus memaksakan diri memilih caleg dari partai besar yang selama ini telah menjadi anggota dewan, dan mana....mana hasilnya..........dari dulu jadi anggota dewan..tapi tetap gini-gini juga.......

Saya tidak berkampanye untuk partai kecil, hanya saya membuka wacana saja, bahwa jika saya memilih orang yang itu-itu saja, dari partai yang itu-itu dan juga hasilnya seperti ini-ini saja.....ya..itu tampaknya seperti suara yang sia-sia juga.

Jadi saya mengajak untuk memilih caleg yang membawa harapan. Harapan baru. Tidak peduli caleg itu dari partai mana, yang penting ada harapan. Kalau nanti toh harapan kita sia-sia....tidak masalah. Kenapa? Lha kan juga sudah sering terjadi..... :)

Tetapi jika ternyata harapan kita terwujud......OMG...yang penting ada HARAPAN, HOPE dengan S besar..Kok S bukan H. Lha kan katanya simbol S pada Superman berarti Hope...harapan....

Nyaman milih partai besar, tapi jangan takut milih partai kecil.

Dan nanti, jika ternyata partai kecil itu akhirnya menjadi besar, dan akhirnya menjadi seperti itu-itu juga...tidak masalah...kita bisa dengan lantang berkata, Ternyata sama saja...... :)

05 April 2019

Benarkan Ramalan Joyoboyo tentang Noto Nagoro? (2)

Kurang lebih 5 tahun yang lalu, blog ini telah memuat artikel yang serupa judulnya dengan artikel ini. Oleh karena itu, judul artikel kali ini diberi tambahan (2). Yah kira-kira kayak serial lah gitu....

Artikel yang lama atau yang pertama, silahkan kalau mau ke TKP, memuat ramalan tentang hasil Pilpres 2014, dan kebetulan ramalan itu tepat 100%. (Lha mang ada ramalan pilpres tepat 50% ya...). Nah sekarang, di tanggal ini, blog ini akan membuat artikel lagi yang serupa dan munkin juga merupakan ramalan. Kita simak yukzzz...

Sumbernya masih sama, yaitu Joyoboyo yang sekilas telah kita tulis di artikel lama. Slogannya, yaitu Noto Nagoro juga akan kita gunakan lagi di sini, dan tentunya logika dan alurnya juga masih sama. So....begini.

Di artikel yang lalu, dari Noto Nagoro, kita simpulkan bahwa spasi (jeda di antara kata Noto dan Nagoro) adalah rangkaian Presiden yang menjabat tidak penuh,atau singkat. Yaitu Presiden Habibie, Gus Dur dan Megawati. Ketiga Presiden tersebut menjabat tidak sampai periode berakhir bahkan di bahwa 5 tahun. Nah...yang NO, TO dan juga NA telah menjabat lebih dari 5 tahun atau bahkan lebih dari 10 tahun. Dengan analogi tersebut, dikatakan bahwa Presiden yang masuk kriteria Noto Nagoro (bukan spasi) akan menjabat setidaknya 10 tahun di Republik ini.  :)

Jika Presiden hasil Pilpres 2019 ini harus ganti, maka tidak ada relevansinya dengan NOTO NAGORO. Dalam hal ini RO akan sangat sulit dikonotasikan dengan Presiden terpilih 2019 ini. Akan tetapi, jika tidak berganti Presiden, maka masih cocok dengan konsep NOTO NAGORO di blog ini.

Jadi...yach...kita lihat saja nanti.



22 March 2019

Teman Hutang gak Dibayar?

Apakah Anda punya 'TEMAN"?
Tentunya hampir semua menjawab punya. Mungkin ada satu dua yang menjawab tidak punya, tapi saya tidak yakin bahwa ada orang yang tidak punya teman sepanjang hidupnya.

Lalu jika saya bertanya, Apakah Anda punya "HUTANG"
Lha ini agak sensitif. Tergantung orang yang ditanya, bisa jujur bisa juga tidak. Akan tetapi, yang pasti hampir semua orang punya hutang. Hutang tidaklah selalu negatif, misalnya cicilan rumah, cicilan kendaraan, iurang RT belum dibayar, Tagihan PAM, nah, itu semua sebenarnya hutang. 

Lebih lanjut, jika saya bertanya, Apakah Anda punya "HUTANG KEPADA TEMAN?"
Saya yakin bahwa hampir semuanya menjawab TIDAK. Spontan. Entah punya hutang kepada teman atau tidak, spontan akan menjawab TIDAK. 

Pertanyaan berikutnya, Apakah ada teman yang berhutang kepada Anda?
Nah, ini mungkin banyak yang menjawab IYA.

Hutang sesama teman adalah hal yang mungkin biasa terjadi, namun endingnya juga banyak yang bisa menduga, yaitu bahwa hutang itu tidak terbayar. Banyak cerita tentang ini. Berikut adalah sedikit ulasan tentang Hutang bawah tangan dan juga hal-hal yang menarik yang sering terjadi dalam peristiwa ini.

Pertama-tama, orang yang berhutang kepada teman, atau kenalan atau kolega dapat kita kelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu:
  1. Butuh. Mungkin kita bisa berdalih bahwa mau hutang karena butuh. Jadi orang yang hutang yang mestinya orang yang sedang membutuhkan dana. Iya, memang benar, tapi yang dimaksud dengan kelompok "BUTUH" adalah orang yang sedang memerlukan dana dalam jumlah tertentu, ketika orang tersebut sedang tidak mempunyai sumber daya yang cukup. Biasanya untuk keperluan mendadak, misalnya beli obat, biaya rawat rumah sakit, atau mendadak mendapatkan musibah dan lain-lain. 
  2. Mampu. Pada kategori ini, orang yang berhutang sebenarnya mampu, dalam arti mempunyai potensi memiliki uang, hanya saat ini mungkin belum dipegang. Orang pada kategori ini misalnya ingin mempunyai sepeda motor, tetapi belum mempunyai uang untuk membeli sepeda motor, meskipun sebenarnya mempunyai  gaji atau penghasilan yang cukup. Contoh lain ingin membeli rumah, mobil dan lain-lain.
  3. Modus. Nah kategori ketiga ini sudah jelas, yaitu memang orang yang berniat buruk atau jahat dengan cara meminjam uang. Memang dari awal sudah tidak mempunyai itikad untuk mengembalikan uang tersebut.
Lalu bagaimana kita mensiasati atau menanggapi ketika ada teman atau kolega atau kenalan yang mau meminjam atau berhutang kepada kita? Tips nya relatif jelas... tinggal kita balik ke 3 kategori orang yang mau meminjam uang kepada kita.

Pertama. Jika orang atau teman yang berhutang kepada kita adalah orang yang Butuh, maka sudah jelas bahwa jika Anda memberikan pinjaman, kemungkinan besar uang itu tidak kembali. Orang itu pinjam bukan untuk investasi, dan juga bukan karena punya potensi membayar hanya belum mampu membayar. Jika Anda memang tidak ingin membantu, katakan saja TIDAK. Ya, kita memang harus bisa mengatakan tidak jika memang diperlukan. Akan tetapi, jika Anda memang berniat membantu, maka berikanlah uang atau dana dan jangan terlalu berharap bahwa uang itu akan dikembalikan. Namanya juga membantu. Dibalikin ya syukur, tidak ya sudah....mau giman lagi. Jika Anda memilih tidak, jangan takut dibilang pelit kek, kikir kek...atau umpatan yang lain. Anda tidak berkewajiban membayar semua tanggungan teman atau kolega Anda. Anda bisa juga membantu semampu Anda, tetapi bukan termasuk hutang.

Kedua. Jika teman Anda adalah orang yang mampu, hanya saja belum tersedia dana, maka kemungkinan hutang terbayar lebih besar. Misalnya teman Anda mau beli HP pas ada diskon, akan dibayar nanti kalau sudah gajian. Ini juga sering terjadi. Tipsnya adalah, buatlah surat keterangan hutang. Ini terdengan tidak lazim. Mungkin kita akan dikira jahat karena curiga sama teman sendiri atau gimana--gimana...terserah. Jika Anda tidak berani membuat surat keterangan hutang bermeterai, ya jangan dipinjamkan. Tetapi jika Anda beranggapan bahwa, biarlah, nanti tidak dikembalikan juga tidak masalah, maka silahkan diberikan dan tidak usah baper kalau nanti hutang tidak dibayar oleh teman Anda.


Ketiga. Kategori yang ketiga, ini mungkin kita tidak tahu niat dari teman kita ini. Jadi ulasannya mirip paragraf di atas, yaitu dibuat surat keterangan agar nanti bisa jelas perkaranya. Atau kalau memang tidak bersedia, ya tidak usah diberi hutang.

Apakah hutang bisa dipidanakan atau diperkarakan atau diperdatakan?
Terus terang saya bukan orang hukum, jadi tidak terlalu tahu tentang hal ini. Akan tetapi yang pasti saya tahu bahwa urusan hukum juga memerlukan biaya yang tidak sedikit, banyak. Bahkan mungkin lebih banyak dari pada hutang temang Anda. So.....

Sedikit ngobrol, masalah hutang yang diperkarakan, katanya bisa jika ada beberapa hal yang terpenuhi. Jika korban hanya satu, maka diarahkan ke perdata. Ini bisa dianggap sebagai wan prestasi. Tapi bisa juga dibawa ke ranah pidana, jika dapat dibuktikan adanya niat jahat dari awal atau adanya unsur penipuan, misalnya pinjam buat berobat, tetapi digunakan untuk beli sepeda motor. Sedangkan jika korbannnya lebih dari satu, katanya bisa dibawa ke ranah pidana. Akan tetapi sekali lagi, biaya untuk urusan hukum juga tidak sedikit, jadi silahkan dipikir ulang ketika ingin membawa masalah hutang teman Anda ke ranah hukum.


06 December 2018

Ngeblog dengan Domain Sendiri! Mengapa Tidak!!!

Blog ini sebenarnya sudah relatif lama. Tapi blog ini memang bersifat pribadi jadi angin-anginan, kadang posting kadang tidak, kadang rajin posting kadang tidak. Baru saja saya chek, ternyata di tahun 2018 ini, baru ada satu postingan   :(   ini adalah postingan kedua di tahun ini.

Dorongan posting ini adalah karena ketika iseng-iseng browsing, tanpa sengaja nemu promo domain yang luar biasa murah, yaitu Domain ekstensi .web.id hanya seharga 9 rb rupiah saja. Iya benar cuma 9 rb rupiah aktif satu tahun. Domain web.id adalah Domain Khas Indonesia yang memerlukan syarat berupa upload KTP atau Pasport yang masih aktif. Yach..itu sih gak susah, KTP elektronik sudah tersedia dan jarang kepakai.

Dapatny info di sini. Mula-mula memang agak ragu-ragu. Domain aktif setahun kok cuma 9 rb saja, padahal syarat transfer minimal saja mungkin 10 rb rupiah...tapi setelah iseng-iseng lagi browsing lagi, ternyata memang banyak yang juga menawarkan hal yang sama, misalnya di sini. Jadi kayaknya memang ini program nasional. Mungkin dari pemerintah Indonesia sendiri untuk mempopulerkan domain Indonesia yang katanya masih kurang diminati oleh orang Indonesia sendiri. (ya lalu siapa yang akan menggunakan domain Indonesia)

Domain .web.id katanya diperuntukkan terutama untuk personal, jadi cocoklah untuk blog ini. Coba meluncur ke TKP dan ikut promonya, dapatlah nama domain yang dijadikan nama blog ini.

Lumayan bisa buat nebeng dikit, setidaknya satu tahun... Coba cari domain yang Anda inginkan

Nama Domain yang Anda inginkan:

Klik kategori film yang Anda cari