Ocean's 8

Komedi/Kriminal.

If I Stay

Roman/Drama

MacGyver S6 Ep. 1

Tough Boys

The Losers

Actions

Slider

04 December 2020

If I Stay (2014)

Mia Hall, dilahirkan dari seorang ayah (musisi punk rock) dan ibunya salah satu penggemarnya. Tapi Mia lebih tertarik kepada cello, alat musik klasik dan pengagum berat Beethoven. Belajar dari cello pinjaman. Ketika adiknya dalam kandungan ibunya, orang tua Mia baru sadar akan bakat luar biasa dalam bermain cello. Ayahnya lalu menjual  seluruh peralatan drum dan dibelikan sebuah cello untuk Mia. Setelah itu mencari pekerjaan dan menjadi seorang guru bahasa Inggris di High School dan berhenti total menjadi seorang rocker. Ini adalah pengorbanan terbesarnya. Meskipun demikian, ketika Mia bertanya, Ayahnya mengatakan bahwa itu bukan pengorbanan, hanya pilihan hidup saja.


Suatu saat, ketika Mia sedang berlatih cello di sekolahan, Adams, seorang musisi beraliran rock, mengintip dari luar dan jatuh cinta kepada Mia. Adams mulai mendekati Mia, mengajak nonton konser cello dan lain-lain. Orang tua Mia merespons baik dan Mia akhirnya juga meneriman tali kasih tersebut. Hubungan mereka berjalan dengan cukup mesra dan indah.

Hari berlalu, Mia semakin serius dalam bermain cello dan mengirimkan lamaran untuk ikut audisi di sebuah universitas di negara bagian lain. Adams juga semakin populer dan sering manggung bahkan sampai di luar kota dan di luar negara bagian. Konflik mulai terjadi karena mereka jadi sering berpisah. Akan tetapi mereka tetap bertahan, meskipun bagi Adams, hubungan jarak jauh adalah hal yang tidak masuk akal.

Hubugan semakin memanas, ketika Mia diterima untuk ikut audisi, padahal Mia tidak pernah memberitahukan perihal lamaran audisi tersebut. Alasan Mia tidak memberi tahu adalah karena baru mengirimkan lamaran dan belum tentu diterima. Bagi Mia, dipanggil untuk ikut audisi adalah hal yang luar biasa, tapi tidak benar mengharapkan akan diterima, meskipun belakangan Mia juga mengharapkan agar dirinya diterima. Adams menganggap bahwa Mia telah menipu dirinya dengan tidak memberitahukan perihal surat lamaran audisi tersebut. 

Mia berangkat audisi diantar oleh kakek Mia, ayah dari ayahnya. Audisi berjalan sukses, dan kakeknya berkata bahwa mengantar Mia adalah hal yang luar bisa bagi dirinya. Kakek menyesal tidak memberikan kesempatan kepada anaknya (ayah Mia) dalam bermusik, padahal sebenarnya ayahnya sangat berbakat. Saat itulah Mia baru tahu bahwa ayahnya berhenti bermusik karena Mia. Mengorbankan karirnya demi anaknya, Kakek iri karena tidak melakukan hal itu. Mia baru tahu, karena selama ini ayahnya bercerita bahwa dia berhenti bermusik karena pilihan hidup saja, bukan karena berkorban demi Mia.

Hubungan Mia dengan Adams akhirnya kandas pada suatu malam tahun baru setelah berpacaran sekitar 1,5 tahun. Mereka berdua menganggap bahwa mereka akan mengikuti jalan hidup mereka sendiri-sendiri. Ibu Mia ikut menyesalkan hal itu namun tetap memberikan semangat kepada Mia. Ibu Mia bercerita bahwa dia selalu mengikuti ayah Mia ke manapun melangkah karena dia merasa karir dan hidupnya adalah di samping ayah Mia. Akan tetapi, Ibu Mia tidak menyuruh Mia melakukan hal yang sama, karena jalan hidup orang-orang berbeda.

Suatu saat Mia sekeluarga (berempat) berencana pergi ke luar kota. Pada hari itu juga, sebenarnya surat jawaban tentang audisi Mia akan sampai. Dalam perjalanan, mobil mengalami kecelakaan parah dan Mia menjadi keluar dari tubuhnya dan melihat bahwa dirinya mengalami koma dan tidak sadarkan diri. Dari saat inilah, lalu Mia melihat kehidupan kembali secara flash back. Banyak hal yang akhirnya diketahui Mia karena Mia dapat melihat dan mendengar semua orang, tetapi orang-orang tidak melihat dan tidak mendengar apa yang dikatakan Mia.

Mia mendengar paramedis berkatan bahwa dia sendiri lah yang akan menentukan sadar atau tidak. Lalu Mia mulai mengetahui bahwa ayah, ibu dan adiknya meninggal dunia akibat kecelakaan tragis tersebut. Sahabat Mia juga ikut mendampingi dirinya yang sekarat dan tidak sadar. Kakeknya juga sudah mengikhlaskan Mia karena mungkin sudah tidak ada dorongan hidup lagi, karena seluruh keluarganya sudah tewas dalam kecelakaan itu.

Akan tetapi, sahabatnya mengatakan kepada Mia yang sekarat, bahwa dirinya adalah keluarga dari Mia. Juga masih banyak orang lagi yang menjadi keluarga, termasuk kakek dan nenek, teman bermain band ayahnya dan juga Adams. Adams datang terburu-buru dan ikut mendampingi Mia ketika koma. Adams juga masuk ke rumah Mia dan membacakan hasil audisi Mia. Mia diterima dalam audisi tersebut. Adams juga berjanji bahwa jika Mia hidup, dia akan mendampingin Mia ke manapun jalan hidup Mia.

Akhirnya, karena dorongan-dorongan tersebut, Mia berhasil sadar dari koma.


Tamat.

24 May 2020

Pentingnya Vitamin di Masa Pandemi

Dari judulnya sudah dapat dibayangkan bahwa isi tulisan ini adalah tentang Vitamin dan kaitannya dengan Pandemi saat ini. Tidak dapat kita pungkiri bahwa vitamin memang sangat bermanfaat bagi tubuh kita di masa sulit seperti ini. Seperti kita ketahui, setidaknya ada Vitamin A, B, C, D, E dan K. Bahkan lebih rinci lagi vitamin B terdiri dari banyak macamnya, vitamin B1, B2 dan lain-lain. Nah mari kita bahas satu persatu manfaat vitamin bagi kita di masa pandemi ini.

1. Vitamin A-kal
Yah tentu saja. Anda harus menggunakan akal untuk menghadapi pandemi ini, bahkan harus selalu menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Akal setidaknya dapat kita pergunakan untuk mengolah informasi yang masuk ke kita. Kita harus cermat melihat apakah itu info yang benar atau sekedar hoax atau hanya kekeliruan orang, atau informasi dari orang yang telah terpapar isu atau hoax. Jangan menyepelekan hal ini karena banyak sekali informasi yang berkategori 'sampah' tetapi diberikan oleh orang yang mempunyai otoritas yang tinggi sehingga kita jadi ragu-ragu untuk menentukan apakah itu sampah atau roti.

Untuk itulah akal kita sangat diperlukan untuk selalu fresh dan jernih dalam berpikir. Gunakan logika yang sederhana saja. Mungkin gak ada hal seperti itu, atau mungkinkan saya bisa seperti itu. Jika Anda tidak yakin akan kebenaran, sebaiknya Anda tidak share. Bahkan menurut saya pribadi, lebih baik saya tidak share 100 berita benar dari pada share 1 berita yang salah/hoax. Ini pendapat pribadi saya. Dan saya memang hampir tidak pernah share sesuatu di WA atau di Medsos yang lain . Jarang sekali. Paling-paling berita undangan, ulang tahun atau hal-hal yang seperti itu. Jumlah korban dari situs yang resmi, jika ada yang bertanya sering saya share karena yang bertanya biasanya yang tidak punya akses ke situs yang resmi. Jika tidak ada yang minta tidak saya share, karena share korban kadang juga membuat orang yang membaca merasa tidak nyaman.

Vitamin ini terdapat dalam diri Anda sendiri, jadi Anda tidak perlu ke mana-mana untuk mendapatkan asupan vitamin A-kal ini. 

2. Vitamin B-ahagia
Jangan lupa untuk bahagia. Ya, idiom ini sering kita dengar atau kita baca  di mana-mana. Memang, bahagia dapat menigkatkan imun tubuh sehingga kita semakin kuat dalam menangkal virus corona ini. Ini sudah banyak dibuktikan secara ilmiah, jadi tidak saya bahas lagi di sini. Soalnya agak rumit.

Di mana kita bisa mendapatkan asupan ini? Bisa dari berbagai sumber. Vitamin B kan juga banyak macamnya. Anda bisa mendapatkan asupan Vitamin B-ahagia ini dari syukur, Dengan bersyukur kita akan menjadi bahagia. Syukur atas apa. Bisa apa saja. Syukur atas kesehatan, keluarga, bisa menghirup udara pun wajib kita syukuri. Banyak yang bisa kita syukuri sehingga vitamin B juga banyak macamnya sehingga sering disebut B Kompleks. Kehidupan manusia yang kompleks memang wajib kita syukuri agar kita selalu bahagia.

3. Vitamin C-inta
Cinta bisa cinta kepada sesama, kepada alam dan juga cinta kepada Tuhan. Cinta kepada alam berarti merawat alam dan menjaga sepenuh hati. Ada yang berpendapat bahwa virus Corona ini sebenarnya sudah hidup enak-enak dan damai di alam, tetapi terusik sehingga karena ulah manusia sendiri bisa berpindah ke manusia. Jika manusia tidak terlalu rakus dalam mengeksploitasi alam, mungkin virus corona juga hidup damai di kediamannya di salah satu wahana alam entah di mana. 

Anda bisa mendapatkan vitamin C-inta di hati Anda sendiri. Semakin sering Anda mendengarkan nurani Anda, maka semakin besar cinta dalam diri Anda dan semakin kuat Anda dalam menghapi tidak hanya pandemi ini, tetapi juga seluruh dimanika kehidupan yang ada. 

4. Vitamin D-oa
Doa bisa disebut berbicara dengan Tuhan. Ada yang menyebut Didengar Oleh Allah. Doa bisa dilakukan dengan berbagai cara, tentunya sesuai agama atau keyakinan kita masing-masing. Ada yang menyebut Doa adalah Do Nothing but feel Do something. Bagi saya whoteperlah. Doa itu, bisa dianggap adalah untuk kita sendiri, untuk motivasi diri kita sendiri atau membangkitkan keyakinan kita. Mungkin doa tidak bermanfaat bagi Tuhan sendiri. Ini bayangan saya sendiri. Eksitensi Sang Khalik tidak terusik sedikit pun dengan adanya doa dari manusia atau tidak.

Doa bisa membuat kita semakin tenang. Mungkin tidak mengubah apapun permasalahan kita, tetapi kita menjadi mempunyai sudut pandang yang berbeda, diharapkan lebih positif dalam menyikapi hidup. Doa juga terkait dengan harapan. Jadi apapun itu, Doa sangat bermanfaat bagi kondisi pandemik ini. 

5. Vitamin E-mpati
Empati kurang lebih dapat menempatkan diri pada posisi orang tersebut dan berbagi secara langsung kesedihan mereka. Akibat pandemi ini, banyak orang kehilangan pekerjaan, bisnisnya hancur, cita-citanya buyar dan berbagai kepiluan lainnya. Kita pun juga mempunyai kesedihan dan akibat buruk dari pandemi. Tapi apakah kita harus cuek dengan kondisi sekitar?

Empati berarti peduli dengan kesusahan orang lain. Mungkin kita tidak bisa membantu, dengan dalih, kita pun juga mempunyai masalah yang sama atau bahkan mungkin lebih berat. Akan tetapi, 'membantu' tentunya dilakukan kepada orang yang butuh bantuan. Jika kita masih bisa makan kenyang (meskipun bukan makanan favorit kita) kita bisa membantu mereka yang tidak bisa makan dengan kenyang setiap hari. Ini hanya contoh. Kita tidak harus banyak memberikan bantuan atau sumbangan, tetapi sedikit pun sudah baik. Dan banyak tokoh-tokoh yang menyebutkan bahwa berderma, sebenarnya membuka pintu rejeki bagi kita sendiri. Do you believe it?

6. Vitamin K-eluarga
Ini adalah vitamin terakhir Keluarga. Ini adalah basis komunitas terkecil kita. Bahkan mungkin fundamental. Para ahli fisika modern sampai saat ini masih banyak yang mencari partikel fundamental atau elementer dalam ilmu mereka. Atom yang dianggap paling kecil (tidak dapat dibagi) ternyata terdiri dari banyak sekali partikel yang lebih kecil. Quark pun masih banyak yang berhipotesis bukan merupakan partikel fundamental dalam semesta ini. Memang sangat penting untuk menemukan partikel fundamental dalam ilmu fisika.

Kita sangat beruntung karena kita telah menemukan komunitas fundamental dalam kehidupan kita, yaitu keluarga. Unit masyarakat terkecil dalam dunia ini. Bahkan jika keluarga beres, maka masyarakat juga akan beres. Masyarakat yang sakit disebabkan karena memang banyak keluarga yang sakit. Jadi pentingkanlah keluarga Anda. Ini akan menjadi vitamin yang dapat meningkatkan daya imun kita dalam pandemi ini.

Salam.

19 May 2020

Mengapa Kita Harus Menggunakan Masker?

Saat ini, masih banyak orang yang masih belum menggunakan masker ketika bepergian atau ketika berada di tempat umum atau tempat keramaian. Padalah pemerintah sudah jelas-jelas menyarankan, atau menyosialisasikan atau apalah namanya, yang intinya orang harus menggunakan masker ketika berkegiatan di luar rumah. Tidak usah jauh-jauh, di sekitar rumah saya saja masih banyak orang yang belum menggunakan masker ketika berkegiatan di luar rumah. Saya juga kurang tahu apa argumen mereka untuk tindakan itu.

Beberapa hari yang lalu memang ada, seorang Youtuber yang secara eksplisit menjelaskan kenapa tidak menggunakan masker, katanya sesek, sayang kalau nafasnya musti ditutup-tutupi dan juga mengatakan bahwa ia menggunakan masker hanya kalau disuruh atau ditegur orang saja. Konten itu sudah dihapus oleh sang pemilik Youtuber, tetapi masih beredar versi copy-annya, tetapi saya tidak berniat untuk mengunggah di sini.

Jika pendapat itu mewakili kebanyakan orang yang tidak menggunakan masker ketika berkegiatan di luar rumah, maka pengertian mereka tentang penggunaan masker adalah benar-benar keliru. Iya sekali lagi, BENAR-BENAR KELIRU.

Dari uraian itu mereka berpendapat bahwa penggunaan masker adalah untuk mencegah si pemakai masker agar tidak tertular virus corona. Padahal itu bukan fungsi menggunakan masker. Sudah sejak awal tahun 2020 sudah dijelaskan dengan sejelas-jelasnya oleh para pakar, bahwa masker sangat tidak efektif untuk mencegah si pemakai tertular virus corona. Virus corona bisa masuk melalui lubang mulut, lubang hidung dan juga lewat mata. Saya tidak tahu apakah lubang manusia yang lain bisa menjadi jalan untuk penularan virus. Jadi masker yang hanya menutupi mulut dan hidung, secara tidak sempurna, memang tidak efektif untuk menghalangi masuknya virus ke tubuh.

Penggunaan masker adalah untuk mencegah agar orang yang memakai masker TIDAK MENULARKAN VIRUS. Yah memang itu fungsi menggunakan masker. Seseorang yang sudah terpapar virus corona dapat menularkan virus tersebut ke orang lain melalui droplet (cairan yang keluar ketika kita bersin) atau dahak. Nah jika orang yang terpapar virus corona lalu bersin atau batuk dan ada droplet yang keluar, itulah yang bisa masuk ke orang lain sehingga terjadilah penyebaran virus tersebut. Dengan menggunakan masker, maka orang yang sudah terpapar menjadi tidak mempunyai risiko untuk menularkan ke orang lain. Jadi jangan menolak menggunakan masker dengan alasan bahwa Anda tidak takut tertular. 

Lalu apakah kita sudah terpapar sehingga harus menggunakan masker? Tidak ada yang tahu. Banyak sekali OTG =  Orang Tanpa Gejala yaitu orang yang sudah terpapar virus corona, bisa menularkan, tetapi tidak mempunyai gejala sama sekali. Jadi jika Anda orang yang sangat sehat dan kuat, sangat mungkin tidak mempunyai gejala, tetapi sangat mungkin menularkan virus corona. Menggunakan masker bukan untuk Anda pribadi, tapi untuk keselamatan orang lain di sekitar Anda. Jika Anda tidak peduli dengan (maaf) hidup Anda sendiri, dengan tidak menggunakan masker, tolonglah peduli dengan orang-orang yang Anda temui. Mungkin tetangga Anda, teman Anda, atau penjaga toko, atau siapa saja yang kebetulan bertemu dengan Anda.

Ketika ada orang yang bertamu ke rumah orang lain (di masa wabah ini) tanpa menggunakan masker, maka orang itu sebenarnya orang yang sangat tidak peduli dengan tetangganya. Atau bisa dibilang sangat egois. Orang yang sengaja tidak bermasker ketika berkegiatan di luar rumah, adalah orang yang tidak peduli dengan orang lain, dan sayangnya, orang yang demikian sangat banyak di sekitar kita.

Salam Masker.

17 May 2020

Catatan Harian Physical Distancing H62 (16 Mei 2020)

Ini hari Sabtu, kami semua sekeluarga libur, jadi jalan-jalan pagi bisa agak lebih lama. Eh tapi ternyata sama saja. Hanya melingkar seperti hari-hari kemarin dan tidak ada peningkatan jarak atau lama waktu jalan. Ya sudahlah...dari pada tidak sama sekali.

Karena Sabtu, maka kami sekeluarga biasa jalan-jalan keluar. Ini penting untuk menjaga kewarasan he hehe.... meskipun demikian, kami selalu menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah wabah pandemi. Ya kami selalu mencari tempat yang sepi dan tidak ada orang lain atau menjaga jarak dengan orang lain (selain keluarga kami) dan selalu menggunakan masker, dan juga membawa hand sanitizer yang cukup. Berikut di bawah dibuatkan video oleh anak saya:



Dan ini yang dibuat oleh anak saya yang bungsu:



Tul kan, tidak ada orang lain di situ dan juga kami tetap mengikuti protokol kesehatan selama pandemi Covid ini.

Tidak lama kami berada di situ lalu pulang sebelum jam 11:00 WIB sehingga istri saya masih bisa ketemuan dengan Bang Say-nya.. (Baca: Bang Sayur)

Sore harinya kami sedikit bergaya dengan berkebun :)

Malam harinya tidak ada yang berbeda dengan hari-hari biasanya, Rosario jam 20:00 WIB lalu tidur. Sempat meneruskan nonton Film Kingkong tetapi toh belum selesai juga. Berlanjut besok.

Salam.


Suka Duka Physical Distancing

Physical Distancing (sebelumnya sering disebut Social Distancing) kurang lebih berarti menjaga jarak secara fisik dengan orang lain, agar tidak memperparah penyebaran virus, dalam hal ini adalah corona yang sedang naik daun. Yang dijaga adalah fisik kita, sehingga dirasakan istilah 'social' kurang tepat sehingga diganti menjadi physical distancing. Sekali lagi yang dijaga jaraknya hanyalah fisiknya ya, 'hati' jangan :)

Konsekuensi Physical Distansing (PD) memang menjadi sangat ribet dalam kehidupan sehari-hari. Kalau dalam satu keluarga sih tidak perlu PD, setidaknya keluarga saya, tetapi untuk orang lain yang beda rumah, meskipun masih saudara, tetap harus menerapkan PD. Mungkin saya sedikit paranoid menghadapi wabah ini, tetapi sepertinya saya bukanlah orang satu-satunya yang sangat waspada dalam menyikapi wabah ini.

Pada awalnya, saya membeli sarung tangan plastik, yang biasa dipergunakan untuk memasak, atau bercocok tanam. Sarung tangan ini sering saya pakai ketika saya pergi atau harus bertemu orang lain, atau ketika masuk ke toko membeli suatu barang. Setelah kontak selesai, kedua sarung tangan saya (kanan dan kiri) langsung saya buang, jadi satu kali pakai saja. Untunglah harganya murah, dan juga saya tidak setiap hari melakukan kontak dengan orang lain. Satu pak yang isinya 100 pcs ternyata cukup untuk sekitar 2 bulan.

Adanya PD juga membuat saya sekeluarga lebih mengandalkan pembelian barang secara Online. Awalnya makanan juga online, tetapi hanya sekitar 1 minggu saja, sudah tidak melakukan lagi. Makanan selalu memasak sendiri, tidak pernah beli. Maksudnya istri saya yang masak :)

Untuk membeli barang, biasanya tidak ketemu langsung dengan pengantar atau kurirnya. Saya berikan tulisan di depan rumah, agar kurir meletakkan barang di suatu tempat, dan kalau perlu di potret saja. Jika berkeras bertemu, saya hanya berteriak saja dari dalam, dan akhirnya si kurir juga mengerti. 

Akibat PD ini, saya juga tidak pernah mudik keluar kota ke tempat Ibu saya sendiri atau ke tempat Mertua. Pada waktu normal, minimal 1 bulan sekali saya pergi ke rumah orang tua. Itu minimal. Tapi ini sudah hampir dua bulan lebih saya tidak mengunjungi orang tua, tetapi masih aktif VC :)

Itulah goresan kondisi Physical Distancing yang sudah saya lakukan lebih dari dua bulan ini.



15 May 2020

Balada Aku dan Mie Instant

Mie Instant, dengan berbagai mereknya, telah menjadi konsumsi yang sangat umum di kalangan masyarakat Indonesia, bahkan dunia. Hampir semua golongan masyarakat, dari bawah, menengah bahkan kalangan atas menjadikan mie instant sebagai asupan sehari-hari mereka. Mungkin hanya harga dan jenis yang membedakannya.

Saya sendiri, juga merupakan salah satu manusia yang telah mengkonsumsi mie instant selama berpuluh tahun dan tidak mengingkari, bahwa mie instant adalah salah satu makanan yang menyertaiku sekian lama selama saya hidup di dunia ini. Akan tetapi, hubungan saya dengan mie instant tidaklah selalu harmonis seperti yang dibayangkan. Ada suka ada duka, bahkan pernah putus ..eh....

Untuk itu akan saya coba rincikan perjalanan karir saya dengan mie instant, atau mungkin seperti judul postingan ini, balada aku dan mie instant. Awalnya saya bingung menggunakan 'dan' atau 'dengan'. Tetapi setelah mengingat lagu legendaris dari John Lennon, Ballad John and Yokko, maka saya akhirnya menggunakan kata 'dan'. 

Periode Sebelum Masehi
Pada masa sebelum masehi, tentunya sampai dengan tahun 0 Masehi, belum lah ada mie instant. Pabrike rung dibangun, kata Alamarhum Basuki. Jadi tidak ada yang perlu ditulis di sini.

Periode Tahun 1 sd 1957 Masehi
Meskipun ini sudah lebih modern, akan tetapi toh hampir 2000 tahun berlalu tanpa ditemukannya mie instant. Yah..jadi memang balada itu belum bisa dikisahkan di periode ini. Kita tunggu next period

Periode 1958 sd 1974
Pada periode ini, mie instant sudah tercipta. Menurut Wikipedia, mie instant diciptakan oleh Momofuku Ando pada tahun 1958 yang juga merupakan pendiri Nissin. Mungkin ada sumber lain yang memberikan informasi yang berbeda, tapi sudahlah, kita tidak usah memperdebatkannya di sini. Kita lupakan saja masa lalu itu ya....
Nah, eniwei, mengapa saya mengambil tahun 1974? Itu karena saya lahir pada tahun itu. So..jadi bisa ditebak lah, meskipun mie instant sudah ada, pabrike wes dibangun, tapi sayalah yang belum dilahirkan. Jadi apa mau dikata....balada itu tetap belum bisa dikisahkan pada periode ini.  ra sido nggelar kloso


Periode 1974 sd 1980
Nah....ini sudah ada keduanya, baik Mie instant maupun saya. Tapi toh pada tahun 1980 pun, saya masih terlalu kecil untuk mengingat berbagai kejadian yang ada. Bahkan saya tidak tahu apakah pada periode ini saya sudah ada kisah atau belum dengan mie instant. Maklum masih balita.


Periode 1981 sd 1990
Pada periode ini tentunya sudah ada kisah saya dan Mie Instant. Untuk selanjutnya, Mie Instant akan saya tulis menjadi Mien, atau Si Mien. Biar lebih singkat.

Pada periode itu, baru ada beberapa saja jenis Mien yang ada di pasaran. Tetapi iklan sudah ada dan saya pun sudah pernah mengecap kenikmatan Mien. Meskipun saya masih relatif muda, tapi saya sudah bisa menikmati Mien, meskipun biasanya saya lakukan bersama-sama, tidak saya sendirian. Mungkin karena saya masih relatif kecil, sehingga belum mampu menikmati Mien sendirian.

Eh...gimana kalau istilah Mien, saya ganti lagi menjadi Mie Instant ya...mungkin kelihatan lebih elegan gitu. Untuk menikmati Mien, eh Mie Instant, biasanya dicampur dengan telur yang dikopyok (ben ngirit) dan dimakan bersama-sama sekeluarga. Fungsinya lebih sebagai sayur. Jadi sayur yang berisi karbo dimakan dengan nasi yang of course adalah karbo juga. Sip.....itulah kenangan awal dengan Mie Instant. Karbo dan karbo.
Karbo dan Karbo

Periode 1991 sd 2000
Pada periode ini, saya sudah mempunyai decision maker untuk membeli mie instant, baik dari uang saku atau pun dari hasil kerja sendiri (akhir 1990 an). Ada perubahan pola perilaku saya dalam mengkonsumsi mie instant, yaitu tidak lagi melulu pada karbo dan karbo. Ini karena saya jarang sekali mengkonsumsinya bersama dengan nasi sebagai sayur. Jika makan mie instant, saya tidak makan nasi, demikian sebaliknya. Mie instant biasanya saya konsumsi pada pagi hari sebagai sarapan atau malam hari sebelum tidur sebagai supper. Atau juga ketika lagi melakukan kemping, atau naik gunung. Telurnya pun biasanya tidak saya pecah, tetapi saya pertahankan seutuh mungkin, meskipun ternyata masih ada juga cela di sana sini. 


Periode 2001 sd 2015
Pada periode ini banyak hal yang bisa dituliskan. Selama 15 tahun, meskipun saya masih terus mengkonsumsi mie instant,tetapi ada kegalauan yang sangat mendalam. Berbagai stake holder memberikan tekanan negatif yang cukup kuat terhadap konsumsi mie instant. Seiring usia bertambah, desakan ini semakin kuat dan sering membuat saya pusing bahkan depresi (duh...yang ini pasti boong deh). Mulai ada banyak artikel yang beredar di media sosial tentang efek buruk mie instant. Hal ini mungkin juga terkait dengan semakin maraknya atau bahkan booming nya media sosial pada periode ini.

Ini membuat saya mempunyai kreativitas dalam membuat mie instant, yaitu dengan membuat bumbu tambahan sendiri. Bumbu bawaan sering kali tidak saya pergunakan semuanya. Saya menambahkan bawang putih sendiri, juga bawang merah, cabe, tomat, dan juga sayur-sayur yang lain. Hampir tidak pernah saya membuat mie instant dengan bumbu bawaan semuanya, kecuali saya membeli mie instant jadi di warung. Dalam periode ini sering sekali saya membaca artikel tentang buruknya mengkonsumsi mie instant. Hal ini pula lah yang mendorong saya sehingga akhirnya saya juga berhenti (maksudnya berhenti membaca).

Akan tetapi, karena anak saya juga mulai beranjak dewasa, dan untuk menghindari konsumsi mie instant yang berlebih pada anak-anak saya, maka akhirnya saya pun memutuskan untuk berhenti mengkonsumsi mie instant. Suatu keputusan yang mungkin bukan buat saya sendiri, tetapi buat anak-anak saya. (gak usah menangis karena terharu, tetapi kalau mau menyumbang, saya persilahkan)


Periode 2015 sd 2019
Ini adalah periode putus. Break. Saya menyatakan putus dengan mie instant dan tidak mengkonsumsinya lagi selama periode itu. Sebenarnya memang masih mengkonsumsi, tetapi hanya sekitar 2 atau 3 mangkok per tahun saja. Biasanya karena keadaan darurat di mana 911 pun sudah tidak mampu mengatasi permasalah darurat itu. Ini benar, saya tidak bohong, bahkan mungkin sama sekali tidak mengkonsumsi dalam 12 bulan.


Periode 2020 sd sekarang
People change. Ya semuanya berubah. Akibat wabah pandemi, maka kami sekeluarga memutuskan untuk selalu makan dari rumah dan sama sekali tidak membeli makanan dari luar, apa pun itu. Ini keputusan yang baik untuk menghindari wabah corona. Akan tetapi, ketika malam hari kondisi darurat, maka tidak ada cara lain kecuali untuk mengkonsumsi mie instant lagi. Jadi saya mulai come back lagi dengan si mie instant. CLBK. Tapi ini untuk menghindari bahaya yang lebih besar dan kesepakatannya adalah bahwa jika wabah sudah berlalu, saya pun tidak akan mengkonsumsi mie instant lagi. Jadi buat mie instant, jangan berharap terlalu banyak ya.


Demikian kisahku dengan Mie Instant.

Catatan Harian Physical Distancing H60 (14 Mei 2020)

Hari ke-60 atau boleh dikatakan 2 bulan. Meskipun sebenarnya tergantung dari bulan apa. Kalau Bulan Juli dan Agustus maka itu ada 62 hari... ah gak penting amat ya..

Tidak ada yang terlalu berbeda antara hari ini dengan hari yang lain. Hanya perlu dicatat bahwa siaran TVRI bisa berjalan dengan baik. Lumayan lah dari pada tidak ada pengajaran kepada anak-anak. Sehari sekitar 30 menit termasuk intro dan lain-lain. Bandingkan dengan sekolah biasa dulu dari jam 7:00 sampai dengan jam 13:00 :)

Juga ada tugas dari Bapak dan Ibu guru sekolah. Ini patut dicatat, karena tidak setiap hari beliau-beliau memberikan tugas kepada anak-anak mereka secara online. 

Satu hal yang membuat hari ini berbeda adalah secara tidak sengaja saya melihat petugas kurir yang mengantar barang pesanan dari salah satu Market Place terkenal di Indonesia yaitu S. Ini sengaja saya samarkan agar pembaca tidak tahu bahwa yang saya maksud adalah Shopee. Seiring dengan menurunnya berbagai kegiatan ekonomi, ternyata untuk jasa pembelian secara online meningkatn cukup drastis. Beberapa kali saya melihat (ketika belum ada wabah) mereka mengirim barang ke rumah, tetapi loadingnya yang ini memang terbilang luar biasa.
Kurir Market Place yang Kebanjiran Order

yah..Memang dibalik krisis pasti ada peluang. Patut disyukuri

Siang sampai sore tidak ada hal yang berbeda dari biasanya. Meskipun sebenarnya ini tanggal 14 Mei 2020 ada undangan doa, bahkan puasa untuk memerangi Wabah, tapi kami sekeluarga tidak ikut serta. Tapi untuk doa rosario jam 20:00 WIB tetap berjalan. 

Setelah selesai rosario, anak-anak secara suka rela masuk kamar dan tidur. Padahal biasanya masih main-main dulu. Jadi saya pun juga bisa tidur lebih gasik. Sebelumnya melihat film lawas King Kong (bukan yang baru) tapi tidak selesai. Mungkin dilanjutkan besok harinya.

Salam.


13 May 2020

Jalan-jalan Pagi Selama Wabah

Saya adalah tipe orang yang sangat jarang berolah raga. Apakah ini hal yang baik? Tentu saja tidak. Jauh lebih baik jika kita berolah raga. Tapi entah mengapa, rasanya malas sekali untuk berolah raga atau setidaknya menggerakkan badan untuk aktivitas yang mengarah ke olah raga.

Tapi untunglah, saya punya aktivitas Ternak-Teri (Anter Anak Anter Istri) yang cukup padat, sehingga setidaknya badan saya relatif bergerak. Untuk lebih jelasnya mungkin biar saya uraikan sedikit. Ketika menjemput Anak dari sekolah, setidaknya saya harus Mengantar dan juga menjemput. Jadi ada dua kali. Lalu karena Anak saya ada 2, dan jadwal sekolah berbeda, meskipun sekolahnya saja, maka ada tiga kali aktivitas saya :)

Lalu yang paling penting adalah, bahwa anak saya suka iseng. Jadi ketika melihat saya data menjemput, maka anak saya bukannya berlari ke arah saya, tetapi seringnya malah ngumpet!!! Jadi yah,, kadang saya harus mencari naik turun gedung sekolah, atau berjalan melintasi lapangan tengah yang ukurannya sekitar setengah lapangan bola. Lumayan...

Tapi aktivitas menjemput sekolah otomatis berakhir ketika adanya wabah. Aktivitas jalan saya pun menjadi berhenti dan setelah sekitar satu setengah bulan, rasanya agak pegel2 juga. Jadi akhirnya ada ide untuk jalan jalan di pagi hari. Subuh-subuh lah....Edyan, ini aktivitas yang tidak pernah saya lakukan semenjak berkeluarga. Tapi heran, ini mungkin Berkah Wabah Corona, aktivitas jalan pagi sekarang bisa saya lakukan bersama keluarga saya secara rutin dari Senin sd Jumat. Welllleh.....

Ini lumayan menggerakkan badan saya. Saya coba cek pakai aplikasi yang ada di hape saya dan meskipun masih kurang, tetapi lumayan dari pada tidak ada sama sekali.

Mudah-mudahan aktivitas ini bisa berjalan terus, tidak hanya selama wabah, dan juga bisa semakin aktif atau semakin jauh jalan kakinya.

Good....


12 May 2020

Suka Cita Physical Distancing

Ini sudah hampir dua bulan, saya melakukan Physical Distancing (d/h social distancing), atau menjaga jarak secara fisik dengan orang lain demi mencegah peningkatan wabah virus corona. Pertama kali melakukan physical distancing adalah tanggal 16 Maret 2020 yang lalu, tepatnya Hari Senin. Hari itu juga hari yang sama dengan pengumuman Gubernur Jawa Tengah Mas Ganjar yang berisi penghentian semua kegiatan belajar mengajar di seluruh Jawa Tengah dengan beberapa pengecualian yaitu bagi anak Kelas XII yang saat ini sedang menjalankan ujian kelulusan mereka.

Ini juga hari Senin, tanggal 11 Mei 2020 berarti kurang 5 hari lagi genap dua bulan penuh saya sekeluarga berada di rumah. Bukan lock down, hanya PSBB yang kurang lebih artinya juga relatif sama :)

Eh beda kok, PSBB lebih longgar aturannya dan bahkan saat ini di Semarang belum diberlakukan, tetapi saat ini ditulis, diberlakukan PKM yaitu Pembatasan Kegiatan Masyarakat. Istilah ini juga relatif baru, tetapi intinya adalah PSBB yang lebih longgar. Jadi jika PSBB adalah lock down yang lebih longgar, maka PKM adalah lock down yang lebih longgar kuadrat!!!
Begitula kira-kira.

Ada banyak hikmah dari adanya Wabah COVID-19 ini. Salah satunya, meskipun bukan yang terpenting, adalah saya jadi mulai nulis blog lagi....wkwkwkwkwk....

OK, mulai hari ini sepertinya akan ada postingan terus di blog yang jauh dari sederhana ini. Semuanya berkat adalah Covid-19...so...

Keep stay at home

03 December 2019

Selalu Ada Waktu untuk Rosari

Di pengkolan (suatu sudut jalan) di dekat rumah saya, terdapat sekitar belasan ojek offline dan online yang nongkrong. Satu yang menarik perhatian saya, adalah seorang tukang ojek yang masih relatif muda, tetapi sangat rajin sekali berdoa rosario. Itu sering saya dengar dari percakapan mereka (sering bercanda dengan suara keras) misalnya, ketika anak itu mau pulang temannya ada yang teriak "Rosari?"... lalu anak itu menjawab sambil teriak, "Jelas dunk". Atau kadang2 anak itu pergi sambil teriak, "Rosari dulu ah.." dan teman-temannya menjawab "Sip" atau seruan lain yang mendukung.

Karena penasaran, maka saya sengaja mencari waktu dan pura-pura order offline ke anak itu. Setelah basa-basi sejenak, sambil bonceng motornya, saya memulai percakapan.

S (Saya) : Mas Katholik ya?
O (Tukang Ojek) : Iya mas, kok tahu
S : Iya sering dengar mas kalau lagi ngobrol sama teman-temannya.

Lalu saya mulai sedikit serius
S : Saya kagum sama mas, masih muda tapi selalu ada waktu untuk Rosari.
O : Ah biasa aja mas, maklum anak muda...(sambil tersipu)

Dalam hati saya lebih kagum lagi akan kerendahan hati tukang ojek ini.
S : Saya juga ingin seperti mas.
O : Lho Mas nya belum beristri?
S : He he belum...(gantian saya yang tersipu)
O : Tapi sudah punya calon kan?
S : Ah belum juga Mas (kali ini saya agak tersudut)
O : Oh...nanti kalau Mas sudah punya pasangan pasti juga bisa seperti saya.

Saya berpikir mendalam, apa iya ya kalau sudah punya pasangan jadi rajin berdoa Rosario.
Akhirnya saya memberanikan diri untuk ikut bergabung kalau tukang ojek tersebut sedang meluangkan waktu untuk Rosari. Dia mau dan suatu saat saya dijemput untuk bergabung.

Saya membonceng, dan motornya diarahkan ke arah Gereja di dekat rumah saya.
S : Lho di Gereja Mas?
O : Gak lah mas, cuma gangnya sama

Lalu motor melewati Gereja, dan berhenti di sebuah rumah yang sederhana. Dia masuk mengetuk sebuah kamar dan keluarlah seorang gadis manis dari dalam kamar.
O : Ini mas kenalkan, Maria Rosari Juminem. Teman saya dari kampung. Doakan kami mau nikah tahun depan.
S : *&*%$&*%*$&%*$&%*$

16 April 2019

Sindrom Stockholm, Apakah itu?

Pernah mendengar istilah Sindrom Stockholm? Jika belum, berikut adalah kutipan dari wikipedia: (Silhakan Anda juga browse)


Sindrom Stockholm adalah respon psikologis dimana dalam kasus-kasus tertentu para sandera penculikan menunjukkan tanda-tanda kesetiaan kepada penyanderanya tanpa memperdulikan bahaya atau risiko yang telah dialami oleh sandera itu. Sindrom ini dinamai berdasarkan kejadian perampokan Sveriges 


Hm...agak aneh juga ya, disandera, tapi malah setia atau bahkan jatuh cinta. Wikipedia mencatat bahwa ada korban sandera yang jatuh cinta kepada penyandera lalu membatalkan pertunangannya.....so cuit....

Sebenarnya ada juga Sindrom Lima yang merupakan kebalikannya yaitu bahwa Penyandera lah yang jatuh cinta....ehem..ehem...

Tapi fokus dan sindrom Stockholm...dan ,,,,,sepertinya kok ada yang mirip....diculik, lalu menjadi calegnya pengikutnya...Mbuh lah.......

Memilih Partai Kecil - Suara Kita Menjadi Hilang? Sia-sia?

Satu hari lagi kita semua akan mengadakan pesta demokrasi yaitu Pemilu 2019. Dalam pemilu ini kita akan memilih, Presiden, Anggota DPD RI, Anggota DPR RI, DPRD I dan juga DPRD II. Jadi ada 5 kertas suara yang harus kita coblos (kecuali mungkin DKI hanya 4 saja).

Eh..bukan itu yang ingin saya sampaikan. Tapi begini, peraturan pemilu ini adalah bahwa Electoral Tresshold adalah sebesar 4%, artinya kurang lebih adalah bahwa jika ada suara total nasional partai yang di bawah 4%, maka partai tersebut tidak lolos ke senayan, jadi seluruh perolehan suaranya menjadi hangus, dan jatah kursi akan diberikan kepada partai yang mendapatkan suara total nasional di atas 4% dibagi secara proporsional. Makna praktisnya adalah bahwa jika, ini hanya jika, saya memilih suatu partai dan total suara di bahah 4% maka suara saya menjadi tidak terpakai karena caleg yang saya pilih juga akan gugur, meskipun di dapil saya caleg tersebut mendapatkan jatah kursi.

Nah, ini yang kadang disebut sebagai sia-sia, suara yang hilang, coro jowone, man-eman. 

Tapi logikanya juga bisa seperti ini, dari sekian caleg yang ada, ternyata pilihan saya jatuh kepada caleg yang kebetulan menggunakan kendaraan partai kecil atau bahkan partai baru.....Apakah saya harus memaksakan diri memilih caleg dari partai besar yang selama ini telah menjadi anggota dewan, dan mana....mana hasilnya..........dari dulu jadi anggota dewan..tapi tetap gini-gini juga.......

Saya tidak berkampanye untuk partai kecil, hanya saya membuka wacana saja, bahwa jika saya memilih orang yang itu-itu saja, dari partai yang itu-itu dan juga hasilnya seperti ini-ini saja.....ya..itu tampaknya seperti suara yang sia-sia juga.

Jadi saya mengajak untuk memilih caleg yang membawa harapan. Harapan baru. Tidak peduli caleg itu dari partai mana, yang penting ada harapan. Kalau nanti toh harapan kita sia-sia....tidak masalah. Kenapa? Lha kan juga sudah sering terjadi..... :)

Tetapi jika ternyata harapan kita terwujud......OMG...yang penting ada HARAPAN, HOPE dengan S besar..Kok S bukan H. Lha kan katanya simbol S pada Superman berarti Hope...harapan....

Nyaman milih partai besar, tapi jangan takut milih partai kecil.

Dan nanti, jika ternyata partai kecil itu akhirnya menjadi besar, dan akhirnya menjadi seperti itu-itu juga...tidak masalah...kita bisa dengan lantang berkata, Ternyata sama saja...... :)

05 April 2019

Benarkan Ramalan Joyoboyo tentang Noto Nagoro? (2)

Kurang lebih 5 tahun yang lalu, blog ini telah memuat artikel yang serupa judulnya dengan artikel ini. Oleh karena itu, judul artikel kali ini diberi tambahan (2). Yah kira-kira kayak serial lah gitu....

Artikel yang lama atau yang pertama, silahkan kalau mau ke TKP, memuat ramalan tentang hasil Pilpres 2014, dan kebetulan ramalan itu tepat 100%. (Lha mang ada ramalan pilpres tepat 50% ya...). Nah sekarang, di tanggal ini, blog ini akan membuat artikel lagi yang serupa dan munkin juga merupakan ramalan. Kita simak yukzzz...

Sumbernya masih sama, yaitu Joyoboyo yang sekilas telah kita tulis di artikel lama. Slogannya, yaitu Noto Nagoro juga akan kita gunakan lagi di sini, dan tentunya logika dan alurnya juga masih sama. So....begini.

Di artikel yang lalu, dari Noto Nagoro, kita simpulkan bahwa spasi (jeda di antara kata Noto dan Nagoro) adalah rangkaian Presiden yang menjabat tidak penuh,atau singkat. Yaitu Presiden Habibie, Gus Dur dan Megawati. Ketiga Presiden tersebut menjabat tidak sampai periode berakhir bahkan di bahwa 5 tahun. Nah...yang NO, TO dan juga NA telah menjabat lebih dari 5 tahun atau bahkan lebih dari 10 tahun. Dengan analogi tersebut, dikatakan bahwa Presiden yang masuk kriteria Noto Nagoro (bukan spasi) akan menjabat setidaknya 10 tahun di Republik ini.  :)

Jika Presiden hasil Pilpres 2019 ini harus ganti, maka tidak ada relevansinya dengan NOTO NAGORO. Dalam hal ini RO akan sangat sulit dikonotasikan dengan Presiden terpilih 2019 ini. Akan tetapi, jika tidak berganti Presiden, maka masih cocok dengan konsep NOTO NAGORO di blog ini.

Jadi...yach...kita lihat saja nanti.



Klik kategori film yang Anda cari